Buruh Menjerit, Kecilnya Upah Bongkar Muat

Iklan
Buruh Menjerit, Kecilnya Upah Bongkar Muat
Buruh Menjerit, Kecilnya Upah Bongkar Muat

KUALA TUNGKAL. Kecilnya upah bongkar muat dikalangan buruh lepas di pasar Parit Satu, tepatnya di Jalan Palembang kelurahan IV Kota Kecamatan Tanjab Barat semakin membuat para paruh waktu ini menjerit. Tidak adanya campur angan pemerintah daerah semakin membuat nasib para buruh kian tak menentu. Dari pantauan di beberapa lokasi, hampir seluruh buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Seluruh Indonesia SPSI Tanjab Barat yang berangotakan 25 orang mengeluhkan pendapatan sehari-hari dari hasil Bongkar Muat Barang baik dari toko maupun distributor. Ketua SPSI cabang Kualatungkal, Kirom mengatakan, kondisi ini sudah berlangsung sejak Tiga tahun terahir. Koli atau upah yang didapat para buruh hanya  Rp 300 rupiah/ karton atau kardus. Dicontohkanya, Dalam satu mobil PS (truk) para buruh hanya mengantongi Rp 130 ribu bahkan kurang. Jika dalam 1 hari distributor hanya mengirim 2 atau 3 Mobil ke toko-toko maka ke 25 angotanya hanya mendapat pemasukan Rp 15 ribu rupiah perhari. " dalam sehari kami hanya bawa pulang Rp 35 ribu bahkan kurang . Sementara kebutuan terus naik." keluhnya. Ia berharap pemerintah daerah dapat membantu para buruh dan memberikan solusi agar nasip para buruh tidak terlalu tercekik. "Kami harap pemerintah daerah bisa merasakan keluhan kami. Tolonglah kami agar nasip kami tidak merasa tertindas. " pintanya. Senada dengan Ramlan, buruh lepas pelabuhan tanggo Rajo Ulu. Kata dia sejak diperbolehkanya mobil masuk ke pelabuhan untuk bongkar buat, penghasilan buruh pelabuhan juga kian tak menentu. Apa lagi adanya intimidasi dari para toke toke yang merasa berkuasa di wilayah itu. "Kami hanya bisa menjual tenaga untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kami harap pemerintah peka agar pemerataan bisa kami rasakan"tukasnya. (HR)

Iklan