Harga Pinang Terus Merosot, Petani Putus Asa

Iklan
Harga Pinang Terus Merosot, Petani Putus Asa
Harga Pinang Terus Merosot, Petani Putus Asa

Harga Pinang Terus Merosot, Petani Putus Asa SAPAJAMBE.COM, Kualatungkal. Merosotnya harga jual komoditi buah ekspor Piang dikalangan petani membuat para petani putus asa. Jika selama ini petani berharap perhatian dan bantuan pemerintah, kini petani hanya pasrah lantaran harga jual dikalangan pertani masih jauh dibawah Normal. Seperti dituturkan, Salah satu petani di Sungai Gebar Kecamatan Kualabetara Abdul semenjak bulan puasa harga jual buah pinang dikalangan petani terus menurun. Ironisnya, dari habis lebaran tidak terjadi naik turunya harga atau fluktuasi, bahkan terus merosot. Parahnyalagi, harga pinang merosot sampai Rp 5000 perkilo di kalangan petani. Dari harga normal Rp 10 sampai 15 ribu perkilo. Jika terjadi penurunan kisaran mentok di Rp 8000.

"Biasanya memang harga pinang turun pas bulan puasa atau mendekati lebaran itu pun paling murah dihargai Rp 8000 perkilo. Dan biasanya setelah habis lebaran harga pinang kembali normal di kisaran Rp 10.000 dan bisa naik sampai Rp 14 atau 15 ribu perkilo." tegasnya.

Tahun ini kata dia, anjloknya harga pinang dikalangan petani dinilai luar biasa. Tidak mengalami kenaikan yang signifikan bahkan terus merosot. Halsenada diungkapkan Hendra salah satu petani pinang, anjloknya harga pinang di kalangan petani terparah terjadi pada tahun 2010. hampir seluruh petani putus asa. kondisi saat itu nyaris serupa dengan penurunan harga pinang yang terjadi saat ini. Bedanya, harga jual saat itu masih sebanding dengan harga kebutuhan bahan pokok yang harus dipenuhi petani sehari hari. Sedang kini petani harus dibebankan dengan kebutuhan pokok yang sangat tinggi

" penurunan harga pinang saat ini berbanding terbalik. Dengan naiknya harga kebutuhan bahan pokok yang terus melambung, untuk beli lauk telur ayam aja dak cukup, yang enak tu pegawai, gajinya di tambah Terus. " tukasnya.

Salah satu tengkulak yang enggan disebut namanya mengatakan, pembelian harga di kalangan petani terpaksa diturunkan dari harga normal. Pasalnya pihak tengkulak tidak mau menanggung kerugian.

"Toke ngambil harga murah, makanya kami juga tidak berani ambil harga mahal, paling kami berani ambil untung Rp 1000 hingga 2000, malahan kadang bisa tekor. " tukasnya singkat. (Ry)

Iklan