OPINI : Seseorang Yang Memilih "Jalan Sunyi".( KH.Abd. Halim Kasim)

Iklan
OPINI : Seseorang Yang Memilih
OPINI : Seseorang Yang Memilih "Jalan Sunyi".( KH.Abd. Halim Kasim)

oleh: *Kamal Firdaus SH

INA lillahi wa inna ilaihi rooji'un.

Saya sangat hormat, sangat respek dengan seseorang yang memilih "Jalan Sunyi".

Seseorang yang dalam diam berbuat banyak untuk kepentingan orang banyak, yang memberi manfaat bagi orang banyak. Tapi tidak tertarik dengan publikasi. Jauh dari publikasi. Tidak populer.

Salah seorang dari orang sejenis itu bernama KH DRS HALIM KASIM, SH (HK).

Sependek yang saya ketahui beliau (HK) lulusan pertama (ulang : lulusan pertama) Fakultas Hukum UII Yogyakarta. HK juga ketua pertama Dewan Mahasiswa UII. Beliau adalah mahasiswa kesayangan Prof. Dr. H. Kahar Muzakir.

Selain kuliah di FH UII beliau juga kuliah di IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY - Universitas Negeri Yogyakarta).

SAYA lupa dimana pertama kali saya mengenal HK dan siapa yang mengenalkan saya dengan beliau. Yang jelas setelah kami berkenalan, kami langsung akrab. Langsung dekat. Langsung nyambung obrolan kami, prihal agama, prihal politik, prihal korupsi, prihal nasib Tanah Kelahiran kami bersama Tanjung Jabung Barat, Jambi.

Usia HK jauh di atas saya. Mungkin ketika beliau kuliah di FH UII, saya belum lahir. Saya hormat dan respek kepada HK karena beliau lebih tua dari saya ditambah,-- nah ini yang lebih menentukan,-- karena HK manusia yang berprestasi.

Karena, dalam penilaian saya, sudah banyak prestasi HK untuk kepentingan orang banyak. Terutama di bidang pendidikan. Lebih khusus lagi pendidikan Agama Islam.

Saya merasakan, walaupun saya jauh lebih muda dari beliau, HK "menghargai" saya, menaruh hormat juga pada saya. Tapi karena saya tidak punya prestasi apa-apa, sikap "hormat" HK terhadap saya lebih dikarenakan Ayah saya saja yang,-- sama halnya dengan ayahnya HK,-- sama-sama pernah bertarung nyawa demi dan untuk Kemerdekaan negeri ini dari penjajahan Belanda.

Jika HK tahu saya sedang pulang dan berada di Jambi, HK selalu menemui saya. Cuma untuk silaturohim dan bincang-bincang berbagai hal. HK juga pernah ke rumah saya Padepokan Jeruklegi, membawa oleh-oleh ikan asin kesukaan saya yang namanya "ikan lomek" yang konon hanya terdapat di Laut Cina Selatan, di pantai mana berlokasi ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kota Kuala Tungkal.

HK memilih "Jalan Sunyi". Sejak lama dia menekuni karirnya, mengabdi di bidang pendidikan Agama Islam, dengam membangun dan mengelola sebuah perguruan tinggi swasta.

HK bukan doktor bukan pula profesor. Tapi beliau berhasil memajukan perguruan tinggi yang dibangun dan dikelolanya itu. Luas kampusnya jauh lebih luas dibandingkan kampus PTS tertentu di Jogja.

Juga jumlah mahasiswanya, ada sekitar 4000 orang. Begitu pula jumlah alumninya. Sewajarnya UII bangga punya alumni seperti HK. Dan sewajarnya pula kalau tadinya UII menganugerahkan kehormatan Doktor Honoris Causa untuk HK.

Sejak lama HK juga dipercaya menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Islam (MUI) Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Tapi penampilan beliau "biasa-biasa" saja. Bukan penampilan lazimnya seorang ustadz. Hanya pake celana panjang, plus kemeja dan jas.

SINGKAT cerita sekitar 2 jam yang lalu saya menerima telepon dari keluarga HK mengabarkan bahwa HK berpulang memenuhi panggilan Illahi Rabbi sekitar jam 10 pagi hari ini Ahad 21 September 2019. Saya bertanya berapa usia beliau. Katanya sekitar 90-an tahun. Namun sampai mendekati akhir hayatnya HK masih tetap aktif memimpin dan mwngelola PTS-nya.

Saya merasa kehilangan atas kepergian HK, seorang yang semasa hidupnya memilih "Jalan Sunyi", seorang alim yang istiqomah dan tawadlu'.

SELAMAT JALAN USTADZ HALIM. HIDUPMU TIDAK SIA-SIA. SEMOGA HUSNUL KHOTIMAH. AAMIIN....

*Penulis adalah Advokat senior dari Yogyakarta yang juga mantan staf ahli jaksa agung

Iklan