Gagal Tundukkan Irak, Peluang Indonesia Tampil di Olympiade Paris Makin Tipis. Lawan Guinea Bukan Kaleng kalengan..?

Iklan
Gagal Tundukkan Irak, Peluang Indonesia Tampil di Olympiade Paris Makin Tipis. Lawan Guinea Bukan Kaleng kalengan..?
Gagal Tundukkan Irak, Peluang Indonesia Tampil di Olympiade Paris Makin Tipis. Lawan Guinea Bukan Kaleng kalengan..?

Gagal Tundukkan Irak, Peluang Indonesia Tampil di Olympiade Paris Makin Tipis. Lawan Guinea Bukan Kaleng kalengan..?

Oleh: Mursyid Sonsang ( Wartawan Senior, Pemerhati Sepakbola)

SAPAJAMBE.COM -- Timnas Indonesia U-23  akan melakoni pertandingan melawan Irak di Stadion Abdullah bin Khalifa, Qatar, Kamis malam (2/5/2024) memperebutkan peringkat ketiga Piala Asia U-23 tahun 2024. Bonusnya peringkat satu hingga ketiga langsung lolos ke Olympiade Paris. Sementara peringkat 4 harus mengikuti babak playoff melawan wakil Afrika, Guinea.

Indonesia harus menang lawan Irak, agar harapan dan denyut jantung pecinta bola di Indonesia tidak berdegab kencang lagi. Walaupun jika kalah masih ada peluang memasuki babak playoff melawan Guinea yang direncanakan berlaga di tempat netral Tokyo, Jepang tanggal 9 Mei 2024 mendatang.

Kalau Shin Tae Yong (STY) pelatih Indonesia masih memakai strategi melawan Usbekistan, peluang menang melawan Irak sangat tipis. Postur tubuh dan pola main tidak jauh beda antara  Irak dan Usbekistan. Umpan umpan panjang dan marking area yang ketat. 

Pada pertandingan melawan Usbekistan, STY tidak bisa menurunkan Rafael Struick, karena akumulasi kartu kuning membuat tumpulnya daya gedor Indonesia. Melawan Irak, Rafael Struick bisa diturunkan. STY agak leluasa merubah pola dan menajamkan daya gedor. 

Minusnya di sektor pertahanan, dengan absennya Risky Ridho karena dapat kartu merah melawan Usbekistan. Stok pemain belakang cukup banyak dengan kemampuan tidak jauh dari Risky Ridho.

Berkemungkinan STY akan kembali mengandalkan formasi 3-4-3 seperti pada pertandingan-pertandingan sebelumnya di Piala Asia U-23 2024.

Di posisi penjaga gawang Ernando Ari Sutaryadi kemungkinan masih menjadi pilihan utama. Kemudian di tiga posisi bek tengah diprediksi akan diisi Muhammad Ferarri, Justin Hubner, dan Komang Teguh.

Komang di posisi tengah mengantikan Risky Ridho. Keunggulan Komang punya naluri menciptakan gol. Ini harus diwaspadai, ketika Komang nerensek membantu penyerangan, waspadai serangan balik Irak dengan umpan panjang.

Dibarisan tengah bakal diisi duet naruralisasi Ivar Jenner, Nathan Tjoe-A-On dan  Pratama Arhan, Ilham Rio Fahmi. Ketika melawan Usbekistan barisan tengah ini tidak berkutik. Aliran bola ke penyerang nyaris lumpuh. Ini harus jadi perhatian STY menghadapi Irak.

Di barisan depan dengan mainnya Rafael Struick membuat STY bisa memaksimalkan peran 

Witan Sulaeman,  Marselino Ferdinand. Setelah Rafael pecah telur membuat gol ke gawang Korea dia akan jadi perhatian pemain bertahan Irak. Setidaknya dua pemain Irak akan mematikan Rafael. Kekosongan ini harus dimanfaatkan Marselino dan Witan.

Indonesia harus menang melawan Irak, menjawab harapan pecinta sepak bola di Indonesia agar lolos ke Olympiade Paris. Kalau kalah dengan Irak, memang ada peluang main di babak playoff melawan Guniea, wakil Afrika. Siapa menang juga lolos ke Olympiade.

Seandainya bertemu dengan Guinea di babak playoff, sangat tipis untuk menang. Prestasi teranyar Guniea dalam gelaran Piala Afrika tahun 2023 lalu lolos ke perempat final yang dimotori pemain U23 nya dengan menahan Kamerun dan menumbangkan Gambia hingga Equatorial Guinea. 

Guinea memiliki luas 246.000 kilometer persegi. Negara yang terletak sebelah barat Afrika ini memiliki tradisi sepak bola yang kuat seperti tetangganya Liberia, dan Pantai Gading serta Sierra Leone. Karena olahraga yang paling populer adalah sepak bola. Dengan sepak bola mereka bisa merubah nasib. Khususnya pemain berbakat yang merumput di Eropah terutama di negara penjajah mereka dulu Perancis. (*/HM)

Iklan