Sapajambe, Jambi - Jumat (26/6) sore, Pemerintah Provinsi Jambi bersama Korem 042/Garuda Putih, perwakilan dari Polda Jambi, BMKG Provinsi Jambi melakukan rapat koordinasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi, yakni sebisa mungkin mencegah terjadinya karhutla, namun kalaupun terjadi karhutla, agar secepat mungkin bisa dipadamkan, tidak sampai menjadi kebakaran besar. Rapat yang berlangusng di Posko Satgas Gabungan (Satgasgab) Karhutla Provinsi Jambi di Makorem 042/Garuda Putih tersebut dipimpin oleh Danrem 042/Garuda Putih, Brgjen TNI M.Zulkifli, diikuti oleh Pj.Sekda Provinsi Jambi, H.Sudirman,SH,MH, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jambi, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, perwakilan dari Polda Jambi, dan perwakilan dari BMKG Provinsi Jambi.
Danrem 042/Garuda Putih, Pj.Sekda Provinsi Jambi, perwakilan dari Polda Jambi, H.Tamba, secara bergantian memberikan paparan tentang upaya pengendalian karhutla di Provinsi Jambi, yang dilanjuktan dengan diskusi untuk memperkuat kesiapan mengendalikan karhutla di Provinsi Jambi.
Semua pihak sepakat agar kondisi karhutla dengan kabut asap tahun 2019 tidak terjadi tahun ini dan seterusnya, namun harus benar-benar berkurang besar-besaran, mengingat besarnya dampak negatif karhutla, baik dampak kesehatan maupun dampak perekonomian. Untuk itu pula, semua pihak sepakat untuk bekerjasama dan bersinergi mengendalikan karhutla.
Usai rapat, dalam sesi wawancara, Pj.Sekda Provinsi Jambi, H.Sudirman,SH,MH menyatakan, ada tiga daerah yang rawan karhutla di Provinsi Jambi, seperti tahun-tahun sebelumnya, Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, dan Tanjung Jabung Timur. “Kita berharap ada koordinasi yang padu semua sektor, termasuk kita membaca titik-titik lemah tahun lalu untuk kita perbaiki tahun ini, termasuk kesiapan peralatan. Pak Danrem dan tim akan turun untuk mengecek sumur-sumur termasuk embung-embung yang pernah kita buat pada tahun 2018 dan 2019, mudah-mudahan masih aktif. Kita berharap agar pada saat memasuki masa kemarau, kita sudah siap semua, dari sumber daya manusia atau personilnya, peralatan, termasuk juga kesediaan air yang sering kali langka ketika terjadi karhutla,” ujar Sudirman.
“Dengan pertemuan hari ini, kita coba menginventarisir berbagai permasalahan, supaya bisa diantisipasi untuk tahun 2020, sehingga paada tahun 2020 jika terjadi kebakaran, kita bisa lebih baik lagi mengatasinya,” jelas Sudirman.
Danrem 042/Garuda Putih, Brgjen TNI M.Zulkifli menyampaikan, musim kemarau di Provinsi Jambi diperkitakan berlangsung bulan Juli sampai September 2020, dan hari Senin (29/6) kita rencanakan peningkatan status kesiapsiagaan dalam menghadapi karhutla menjadi siaga darurat, kemudian tanggal 2 Juli akan kita laksanakan apel untuk peningkatan status itu, pengecekan personil dan materil dalam rangka menghadapi karhutla,” kata Zulkifli.
Zulkifli menambahkan bahwa titik api di Provinsi Jambi sudah dipantau dari Januari 2020, sekarang ada beberapa titik ditemukan, tetapi sekarang di Jambi masih ditemukan hujan jadi titik apinya tidak membesar, karena lahan-lahan masih basah. “Kita kerja sama, sama-sama bekerja, dari Polda, TNI, BPBD, Kehutanan, Manggala Agni, dan lain sebagainya, kita akan organisir. Senin kita naikkan statusnya dulu, kemudian tanggal 2 Juli kita lakukan apel pengecekan. (Hms)